Teks Ceramah

3. Kaidah Kebahasaan dalam Teks Ceramah
   a. Kalimat Imperatif (Kalimat Perintah)
       Uraian isi teks ceramah biasanya mengandung kalimat kalimat yang berisi perintah, larangan, permintaan, ajakan, dan harapan. Kalimat-kalimat tersebut dapat digolongkan dalam kalimat imperatif. Kalimat imperatif adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada seseorang atau sekelompok orang untuk melakukan sesuatu. Kalimat imperatif diakhiri dengan tanda seru. Kalimat imperatif biasanya diucapkan dengan nada tinggi. 
      Jenis kalimat imperatif :
  1.) Perintah biasa
       Kalimat imperatif perintah biasa adalah kalimat perintah yang menggunakan intonasi yang bervariasi, mulai dari perintah yang lunak sampai dengan yang sangat keras.
Contoh :
  Kerjakanlah pekerjaan yang mudah terlebih dahulu !
   2.) Permintaan
       Kalimat imperatif permintaan merupakan kalimat perintah halus karena orang yang menyuruh bersikap merendah. Kalimat permintaan biasanya menggunakan kata tolong.
Contoh :
   Tolong sampaikan keluhan kami kepada pimpinan Anda !
  3.) Mengizinkan
        Kalimat imperatif mengizinkan adalah kalimat perintah biasa yang ditambahkan dengan pernyataan yang mengungkapkan pemberian izin.
Contoh :
  Silakan mengambil barang yang Anda butuhkan !
  4.) Ajakan
     Kalimat imperatif ajakan adalah kalimat perintah yang didahului oleh kata kata ajakan, seperti marilah, baiklah, dan ayo.
Contoh :
  Ayo, kita tanamkan sikap disiplin dalam kehidupan !
  5.) Bersyarat
     Kalimat imperatif bersyarat adalah kalimat perintah yang mengandung syarat terpenuhinya sesuatu.
Contoh :
  Bantulah mereka, padti beban Anda akan berkurang !
   6.) Sindiran
       Kalimat imperatif sindiran adalah kalimat perintah yang mengandung ejekan karena yakin bahwa yang diperintah tidak akan mampu melaksanakan yang diperintahkan. 
Contoh :
  Masukan tangan Anda kedalam tumpukan es itu jika ingin merasakan beku !
   7.) Larangan
      Kalimat imperatif larangan adalah kalimat perintah yang melarang seseorang melakukan sesuatu. Pada umumnya kalimat ini menggunakan kata dilarang atau jangan.
Contoh :
  Jangan membuat keributan ditempat ibadah !
   8.) Saran
      Kalimat perintah yang bermakna menyuruh atau meminta seseorang melakukan sesuatu dengan cara memberikan saran. Kalimat ini ditandai dengan kata seharusnya dan sebaiknya.
Contoh :
  Sebaiknya Anda belajar menghormati orang yang lebih tua.
  
  b. Kata Ganti 
     Dalam ceramah biasa digunakan kata ganti orang pertama tunggal dan orang kedua jamak sebagai sapaan. Kata ganti orang pertama yaitu saya dan aku. Penceramah yang mengatasnamakan kelompok dapat menggunakan kata ganti kami. Kata sapaan yang sering digunakan, misalnya hadirin, kalian, bspak-bapak, ibu-ibu, dan saudara-saudara.
 Contoh :
  Saudra-saudara, mari kita tingkatkan kebiasaan untuk menjaga kebersihan disekitar lingkungan rumah tempat tinggal.

  c. Kata-kata Teknis/Peristilahan
    Kata-kata teknis atau peristilahan biasanya digunakan dalam ceramah. Kata-kata teknis atau peristilahan tersebut berhubungan dengan topik yang dibahas. Apabila ceramah tersebut membahas masalah media, istilaha atau kata yang muncul, biasanya aborsi, anemia, diabetes, kanker, dan kronis.
Contoh :
  Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk. DBD disebut juga penyakit break-bone  karena menyebabkan nyeri sendi dan otot yang menyebabkan tulang terasa retak. DBD paling banyak ditemui selama musim hujan dan setelah musim hujan di area tropis dan subtropis. Ada tiga jenis DBD, yaitu demam berdarah klasik, dengue hemorrhagie fever, dan dengue shick syndrome. Setiap jenis DBD memiliki gejala yang berbeda.

  d. Kata Kerja Mental
    Kata kerja mental adalah kata kerja yang terdiri atas kata kerja yang menerangkan persepsi, afeksi, dan kognisi. Kata kerja persepsi adalah kata kerja yang berkaitan dengan pancaindra. Kata kerja afeksi berkaitan dengan perasaan psikologis, seperti marah, sedih, khawatir, dan senang. Kata kerja kognisi berkaitan dengan proses memahami sesuatu, seperti berpikir, mengerti, memahami, memperkirakan, dan menduga.
Contoh :
  Kita harus bisa menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang.

  e. Kalimat Majemuk Bertingkat
    Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat majemuk yang memiliki hubungan bertingkat antara klausa atau kalimat yang membentuknya. Artinya, kalimat yang satu menerangkan kalimat yang lain. Dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat induk kalimat dan anak kalimat. Induk kalimat merupakan baguan yang dianggap lebih tinggi kedudukannya daripada anak kalimat.
Berikut jenis dan contoh kalimat majemuk bertingkat.
1.) Hubungan 'Waktu'
  Kalimat majemuk hubungan waktu menunjukan adanya hubungan waktu antara induk kalimat dengan anak kalimat. Kalimat majemuk ini ditandai dengan kata penghubung sejak,ketika, sebelum, sementara, hingga, selama, sesudah, sampai dan sambil.
Contoh :
  Orang tua mengajarkan sikap disiplin sejak kecil.
 2.) Hubungan 'Syarat'
    Kalimat majemuk hubungan syarat menyatakan bahwa anak kalimat sebagai syarat terlaksananya induk kalimat. Kalimat majemuk ini ditandai dengan kata penghubung jika, kalau, asalkan, apabila.
Contoh :
  Apabila sikap tanggung jawab sudah melekat pada diri sendiri, kita akan merasa tenang dalam melakukan sesuatu.
 3.) Hubungan 'Pengandaian'
    Kalimat majemuk hubungan pengandaian menyatakan bahwa anak kalimat sebagai andaian atau impian jika terlaksananya induk kalimat. Kata penghubung yang digunakan yaitu seandainya, andaikan, dan sekiranya.
Contoh :
  Pendidikan karakter anak dapat terbentuk dengan baik seandainya orang tua dapat bersungguh-sungguh dalam mendidik anak-anaknya.
 4.) Hubungan 'Tujuan'
    Kata majemuk hubungan tujuan menyatakan bahwa anak kalimat sebagai tujuan atau harapan terlaksananya induk kalimat. Kata penghubung yang digunakan yaitu agar, supaya, biar dan untuk.
Contoh :
  Nilai-nilai kesopanan perlu ditanamkan agar anak mengerti cara berprilaku yang sopan kepada orang lain.
 5.) Hubungan 'Konsesif'
    Kata majemuk hubungan konsensif menyatakan bahwa anak kalimat tidak akan mengubah yang dinyatakan dalam induk kalimat. Kalimat majemuk ini ditandai dengan kata penghubung walaupun, meskipun, sekalipun, dan kendatipun.
Contoh :
  Walaupun berat, kita harus menanamkan sifat jujur.
6.) Hubungan 'Perbandingan'
   Kalimat majemuk perbandingan menyatakan bahwa anak kalimat sebagai perbandingan atau mirif dengan induk kalimat. Kalimat majemuk ini menggunakan kata penghubung seperti, ibarat, laksana, sebagaimana, daripada, dan alih-alih.
Contoh :
  Hidup itu ibarat roda yang berputar.
7.) Hubungan 'Sebab' atau 'Alasan'
   Kalimat majemuk hubungan sebab atau alasan menyatakan bahwa anak kalimat sebagai sebab atau alasan terjadinya induk kalimat. Kata penghubung yang digunakan yaitu sebab, karena, akibat, dan oleh karena.
Contoh :
  Kita harus menerima segala sesuaty penhh rasa syukur karena Allah SWT akan menambah nikmat.
8.) Hubungan 'Akibat' atau 'Hasil'
   Kalimat majemuk hubungan akibat atau hasil menyatakan bahwa anak kalimat sebagai hasil atau akibat yang dinyatakan dalam induk kalimat. Kata penghubung yang menandai yaitu sehingga, sampai, maka, dan sampai-sampai.
Contoh :
  Pada saat ini generasi muda mulai meninggalkan bahasa daerah sehingga bahasa daerah mulai punah.
9.) Hubungan 'Cara'
   Kalimat majemuk hubungan cara menyatakan bahwa anak kalimat sebagai cara pelaksanaan dari yang dinyatakan dalam induk kalimat. Kalimat majemuk inu ditandai dengan kata penghubung dengan,, dan tanpa.
Contoh :
   Maisa membuat laporan itu dengan teliti.
10.) Hubungan 'Sangkalan'
    Kalimat majemuk hubungan sangkalan menyatakan bahwa anak kalimat merupakan penyangkalan yang dinyatakan dalam induk kalimat. Kata penghubung yabg digunakan yaitu seolah-olah, dan seakan-akan.
Contoh :
  Jihan terlihat bahagia seolah-olah tidak ada masalah yang menimpanya.
11.) Hubungan 'Kenyataan'
     Kalimat majemuk hubungan kenyataan menyatakan bahwa anak kalimat sebagai kenyataan yang dinyatakan dalam induk kalimat. Kata penghubung yang digunakan yaitu padahal dan sedangkan.
Contoh :
   Helmi pura-pura bahagia, padahal hatinya terluka.
12.) Hubungan 'Penjelasan' atau 'Komplementasi'
     Kalimat majemuk hubungan penjelasan atau komplementasi menyatakan bahwa anak kalimat melengkapi yang dinyatakan dalam verba induk kalimat. Kalimat majemuk ini ditandai dengan kata penghubung bahwa.
Contoh :
  Karina menyatakan bahwa permasalahan dalam hidup itu memberikan banyak arti.
13.) Hubungan 'Atributif'
     Kalimat majemuk hubungan atributif menyatakan bahwa anak kalimat sebagai atribut atau pewatas yang dinyatakan dalam induk kalimat. Kalimat majemuk ini ditandai dengan kata penghubung yang.
Contoh :
  Nenek yang duduk disamping ibu, telah berusia 90 tahun.
14.) Hubungan 'Lebih'
    Kalimat majemuk hubungan lebih menyatakan bahwa anak kalimat melebihi yang dinyatakan dalam induk kalimat. Kata penghubung yang digunakan kalimat majemuk ini yaitu bahkan.
Contoh :
   Huda anak nakal, bahkan ia berani membantah orang tua.
15.) Hubungan 'Perkecualiaan'
    Kalimat majemuk hubungan perkecualiaan menyatakan bahwa anak kalimat merupakan perkecualiaan dari pernyataan dalam induk kalimat. Kata penghubung yang digunakan yaitu kecuali, dan selain.
Contoh :
  Semua permainan di taman bermain boleh digunakan, kecuali bianglala.

4. Simpulan Isi Ceramah
   Mendemgar ceramah tidak hanya membutuhkan konsentrasi sepanjang ceramah berlangsung. Mater ceramah biasanya berisi aspek-aspek penting. Namun, dari aspek-aspek tersebut ada yang bisa dicatat sebagai inti atau pokok-pokok isi ceramah. Selain catatan tentang pokok-pokok ceramah itu sangat berguna, mencatat pada saat mendengarkan ceramah bisa menjadi sarana menjaga keilmiahan ceramah.
   Pada akhir kegiatan mendengar ceramah, Anda harus dapat membuat simpulan tentang isi ceramah yang telah didengarkan. Kegiatan ini tentu dilakukan sebagai pengukur apakah ceramah yang disimak dapat dipahami atau tidak. Kegiatan menyimoulkan isi ceramah diawali dari hasil catatan pokok isi ceramah dan membuat simpulannya. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam menyimpulkan isi ceramah sebagai berikut.
     a. Simpulan harus memuat seluruh pokok ceramah.
     b. Simpulan tidak menyimpang dari isi ceramah.
     c. Simpulan bukan komentar, melainkan ringkasan isi ceramah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini